Friday, 16 September 2011

Kisah 3 permintaan

Cerita tentang seorang bos dan dua orang karyawannya. Suatu ketika, si bos mengajak sekretarisnya dan juga office boy nya untuk makan siang bersama karena kedua orang karyawan itu merupakan karyawan kesayangan si bos.

Singkat cerita, di tengah perjalanan menuju restoran, mereka menemukan sebuah toko barang antik. Mereka pun masuk ke toko itu karena penasaran. Mereka menemukan sebuah lampu yang bentuknya unik. Si office boy yang begitu tertarik dengan lampu itu menggosok lampu itu dengan penasaran. Tiba-tiba dari lampu itu muncullah asap yang mengepul dan keluarlah sesosok makhluk raksasa keluar dari lampu itu.

"Ha ha ha. Aku adalah dewa yang terperangkap di lampu ini selama beratus-ratus tahun dan aku menunggu seseorang yang akan membebaskanku. Sebagai rasa terima kasihku, aku akan mengabul masing-masing 1 permintaan kalian bertiga." Ucap sang dewa.

 Si sekretaris dan office boy pun berebutan untuk meminta permintaan itu. Namun akhirnya si sekretaris mengalah dan membiarkan si office boy mengucapkan permintaanya terlebih dulu. Si office boy pun berkata kepada sang dewa, "Wahai dewa, aku dari lahir sudah hidup miskin sampai hari ini. Aku tidak pernah merasakan hidup mewah. Hanya satu pintaku dewa, aku ingin hidup mewah di Amerika di rumah yang besar dan dipenuhi oleh wanita-wanita cantik. Dalam sekejap, si office boy pun menghilang dan telah hidup seperti apa yang dia minta tadi.

Lalu, si sekretaris pun mengucapkan permintaanya. Dia berkata, Wahai dewa, sebenarnya hidupku sih sudah enak-enak saja. Namun, aku bosan hidup di Indonesia. Jadi, aku ingin jadi sekretaris di gedung putih Amerika." Dalam sekejap pun si sekretaris sudah berpindah menjadi sekretaris Obama di Amerika.

Terakhir tinggal si bos yang belum mengucapkan permintaanya. Sang dewa pun bertanya, "Wahai bos hidupmu sudah sangat enak. Lalu, apa yang ingin kau minta padaku?" Si bos pun berkata, "Wahai dewa, mereka berdua adalah karyawan kesayanganku. Jadi pastikan mereka kembali ke kantor tepat jam 1 siang."

 Pesan : Tidak mau mengalah adalah sebuah penyebab masalah. Andaikan tadi kedua orang karyawannya mau mengalah dan membiarkan si bos mengucapkan permintaanya terlebih dahulu, mungkin saja mereka bisa mengatur supaya kebahagiannya itu bisa terus berlanjut.

Sama seperti kita yang selalu ingin terburu-buru dan tidak mau mengalah saat kita diberikan sebuah kesempatan yang sangat mengasyikan. Biasanya kita lebih mementingkan diri sendiri terlebih dulu daripada orang lain. Itulah yang harus kita ubah.   


Read more...

Friday, 19 August 2011

Persyaratan untuk Cerai

Kisah tentang dua orang pasangan yang baru saja menikah. Mereka sudah menjalin hubungan sejak lama dan baru saja menikah. Hari pertama pernikahan, mereka merasa sangat bahagia. Setiap pagi si suami selalu menggandeng tangan istrinya keluar dari kamar dan selalu mengatakan kepada istrinya "Aku Sayang Padamu."
Kebiasaan itu terus terjadi setiap hari.

Tahun demi tahun berlalu, kebiasaan baik itu pun lama kelamaan mulai dilupakan dan hubungan pernikahan mereka pun semakin lama semakin menjadi kurang harmonis. Sampai akhirnya, mereka pun memiliki seorang anak laki-laki.

Sang suami yang semakin lama semakin tidak punya waktu untuk istri dan anaknya hanya sibuk dengan urusan pekerjaannya saja. Si istri pun semakin lama merasa jenuh. Ternyata, si suami telah memiliki pacar baru yang jauh lebih muda dibanding istrinya di luar sana.

Sampai akhirnya, suatu sore sepulangnya dari kantor si suami memberikan selembar kertas pada istrinya. Alangkah kagetnya sang istri melihat isi surat itu adalah surat perceraian. Di kertas itu, si suami menuliskan bahwa sang istri boleh mengambil 50% dari kekayaan mereka, mengambil salah satu rumah suaminya dan boleh memiliki mobil suaminya. Spontan si istri langsung merobek surat itu dan menuju ke kamar.

Malam itu pun, mereka pun tidur saling diam-diaman tanpa percakapan sedikitpun walaupun tidur seranjang. Keesokan paginya, si istri pun memberikan selembar kertas panjang dan mengatakan "Aku tidak perlu harta apapun darimu untuk bercerai. Aku hanya ingin kau melaksanakan syarat yang kutulis saja."

Si suami pun membaca dan kaget. Surat itu berisikan, "Aku rela diceraikan olehmu 1 bulan lagi dan selama sebulan itu, setiap pagi kamu harus menggandeng tanganku keluar dari kamar seperti waktu pertama kali kita menikah dan kamu harus mengatakan padaku, "Aku Sayang Padamu" seperti hari pertama kita menikah.

Si suami pun menyetujui dan segera menuju ke rumah pacar barunya dan memberi tahu semuanya. Si pacar pun menyetujui untuk menceraikannya sebulan lagi. Keesokan paginya, si suami segera menggandeng tangan istrinya keluar kamar sesuai syarat. Anak mereka pun melihat dan mengatakan, "Asikk!! Papa gandeng mama!" suatu kejadian yang jarang sekali dilihat oleh anaknya. Si suami pun merasa canggung begitu pula dengan si istri. Namun, si istri berkata "tetap lanjutkan biarkan anak kita melihat kita seperti ini."

Keesokan harinya, si suami pun melakukan hal yang sama. Perasaan canggung diantara keduanya pun mulai sedikti menghilang. Begitu pula seterusnya. Suatu ketika, si istri meminta sang suami untuk memakaikan gaun kepada istrinya. Si istri berkata "Pa, gaunku sudah kebesaran yah." Si suami pun sadar bahwa tubuh istrinya sudah semakin kurus dari yang dulu. Lalu, ia memperhatikan wajah istrinya dan tampak banyak sekali keriput di wajah istrinya. Dan si suami menyadari bahwa istrinya sudah bertambah tua.

Semakin lama mereka melakukan kebiasaan itu, si suami pun sadar bahwa sebenarnya dia masih sangat menyayangi istrinya itu. Hanya saja, mereka sudah meninggalakan banyak kebiasaan positif sehingga perasaan cinta itu pun hilang.

Sampai hari ke 30, si suami menuju ke rumah pacar barunya dan berkata "Aku tidak jadi cerai. Aku masih sangat menyayangi istriku dan aku tidak akan pernah berpisah dengannya." Si pacar baru itu pun marah dan menamoar si suami. Namun, si suami langsung pergi dan segera menuju ke toko bunga. Dia membeli bunga yang paling mahal yang bertuliskan "I Love You" dan segera pulang.

Namun, alangkah kagetnya ia menemukan tubuh istrinya sudah terkapar lemah tak bernyawa di ranjang. Rupanya, istrinya sudah divonis kanker stadium akhir oleh dokter dan hidupnya hanya tinggal sebulan. Si suami merasa sangat menyesal.

Pesan : Janganlah menyia-nyiakan apa yang kamu punya sekarang. Karena sesuatu akan terasa sangat berharga saat anda sudah kehilangannya. Selain itu, jangan pernah tinggalkan kebiasaan baik yang sering kita lakuakn karena sedikit banyak itu meembawa manfaat untuk kita. 


Read more...

Kisah 3 ekor ikan

Alkisah di suatu danau hiduplah 3 ekor ikan. Ikan yang pertama bernama Karma. Ikan yang kedua bernama Semangat. Ikan yang ketiga bernama kebijaksanaan. Ketiga ekor ikan ini hidup damai dan berdampingan di danau tersebut.

Sampai suatu ketika, seorang nelayan datang untuk menangkap ketiga ekor ikan itu dengan sebuah jaring besar. Karena mereka tidak sadar, tertangkaplah mereka ke dalam jaring besar itu. Mereka bertiga pun dalam bahaya.

Namun, ikan yang bernama semangat itu pun tidak putus asa begitu saja. Ia terus berusaha sampai akhirnya jaring si nelayan itu pun robek. Ikan kedua yang bernama bijaksana, begitu melihat ada lubang di jaring itu langsung secepat mungkin keluar. Kedua ikan itu pun selamat dari tangkapan si nelayan.

Berbeda dengan si ikan ketiga yang bernama Karma. Dia berpikir bahwa "Ini belum saatnya bagiku untuk mati, maka aku pasti tidak akan mati sekarang." dan ia tidak melakukan sedikit usaha pun agar bisa terbebaas dari jaring itu. Akhirnya, si karma pun tertangkap oleh nelayan.

Pesan : Jangan pernah menyerah pada keadaan, apalagi pasrah terhadap karma. Karena karma itu tidak menentukan segalanya. Karma memang menentukan segalanya. Namun, tidak semua diatur oleh karma. Karma hanyalah salah satu faktornya. Yang terpenting adalah bagaimana usaha kita untuk mencapai sesuatu dan bagaimana kita menggunakan pikiran dan kecerdasan kita untuk menyelesaikannya. 

 


Read more...

Thursday, 5 May 2011

Ego

Cerita kali ini adalah ceritakan yang bertemakan tentang egoisme atau pemikiran tentang hanya ingin membahagiakan "Aku". Disini saya akan berbagi sebuah kisah tentang dimana kita harus bisa sesekali memikirkan tentang orang lain.

Seorang gembala sapi yang mungkin hampir dikatakan tidak pernah menyentuh makanan mewah, suatu hari diundang ke kerajaan untuk makan bersama. Sang gembala pun kaget bukan main. Awalnya ia mengira itu hanyalah mimpi. Namun, dia bertanya pada tetangga-tentangganya dan rupanya bukan hanya dia saja yang diundang. Tetangganya pun juga diundang semua. 

Sesampainya di istana, sang gembala bersama para warga lainnya melihat sebuah meja besar penuh dengan makanan-makanan yang mewah dan enak. Lalu, semua warga itupun duduk di kursi yang telah disediakan. Namun, seketika mereka terkejut saat kedua tangan mereka diikat siku mereka diborgol sehingga mereka tidak bisa memasukkan makanan sedikitpun ke mulut mereka.

Sampai akhirnya, salah seorang dari  mereka berkata pada raja, "Buat apa raja mengundang kami kalau anda hanya menjebak kami seperti ini? Dasar kau! Rupanya anda hanya menjebak kami saja." 

Lalu sang raja pun menjawab, "Siapa yang menjebak kalian? Saya hanya ingin mengajarkan kalian sebuah hal yang berharga. Coba anda semua luruskan tangan anda. Suapi satu orang yang ada di depan anda. Maka anda semua pasti dapat makan dengan enak. Alangkah bahagianya jika kita dapat hidup tidak hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri saja, namun bisa membuat semua orang bahagia termasuk diri sendiri."

Mereka pun sadar dan mulai menyuapi orang yang ada di depan mereka. 

Pesan : Jangan hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri. Namun, berbagilah kebahagiaan itu dengan orang lain. Betapa damainya dunia jika setiap satu orang bisa berbagi kebahagiaan dengan satu lainnya. Maka tidak akan ada yagn namanya permusuhan. Oleh karena itu, buanglah rasa ego kalian dan mulailah pikirkan perasaan orang lain yang sama-sama ingin bahagia :D


 

Read more...

Monday, 25 April 2011

Makanan apa yang paling enak? (Perenungan)

Berjumpa lagi dengan saya. Mungkin kalau biasa saya menuliskan cerita pada blog saya ini. Namun, pada kesempatan ini saya ingin sedikit merubah yaitu dengan membuat sebuah perenungan yang cukup menarik. Saya juga berharap semoga perenungan singkat saya ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. 

Sebelum memulai, saya ingin bertanya kepada pembaca sekalian. "Makanan apa yang paling enak?" Mungkin jawaban setiap orang itu berbeda-beda. Mungkin ada yang bilang "ayam goreng" atau "Pizza" atau "Hamburger" dll. Nah, kali ini saya ingin membuat sebuah perenungan mengenai makanan ini. 

Sekarang, saya akan memperlihatkan beberapa gambar yang mungkin bisa membuat anda menelan liur melihatnya. 






Makanan-makanan di atas tadi mungkin adalah makanan yang tergolong enak dan mungkin anda sangat ingin sekali memakan semua makanan di atas. Namun, apakah makanan-makanan di atas akan tetap enak bila anda memakannya dalam kondisi seperti ini:




Saya rasa mungkin jawaban anda adalah tidak. Mengapa saya bisa berkata demikian? Makanan seenak apapun seperti pada gambar di atas mungkin akan terasa enak apabila anda benar-benar dalam kondisi yang baik. Namun, jika kondisi anda kurang baik, anda tidak akan dapat menikmati makanan itu.

Karena semua itu berasal dari pikiran kita. Coba saja bayangkan bila makanan yang tersedia hanya seperti ini:




Namun saat anda memakannya anda dalam kondisi seperti ini:




Saya rasa meskipun makanan yang anda makan tak seberapa enak, namun anda akan merasakan makan yang penuh dengan kebahagiaan karena anda makan dengan perasaan yang senang. 

Pesan : Makanan yang anda makan maupun segala kondisi yang terjadi, semua berasal dari pikiran. Oleh karena itu, saat pikiran anda sedang dalam kondisi yang kurang baik, semua kondisi baik yang masuk ke dalam tubuh anda tidak akan terasa baik. Namun, saat pikiran anda sedang dalam kondisi yang sangat baik, meskipun kondisi yang masuk kurang baik. namun anda akan tetap merasa bahagia karena kondisi pikiran anda. 

Oleh karena itu, segala sesuatu itu berasal dari pikiran anda dan pikiran anda sendirilah yang menentukan bahagia atau tidaknya anda, senang atau sedihnya anda, dan selainnya itu semua diatur oleh pikiran. Oleh karena itu, kondisikan pikiran anda secara baik sehingga kondisi apapun yang masuk ke dalam diri anda akan tetap menjadi baik. 









Read more...

Wednesday, 13 April 2011

Apa itu bahagia?

Suatu ketika, ada seorang saudagar kaya dan anaknya yang tinggal di sebuah kota. Di kota itu, orang yang mampu memiliki kuda yang banyak dianggap sebagai orang yang kaya. Saudagar itu memiliki 10 ekor kuda. Suatu hari, saudagar itu memberi tugas pada anaknya untuk membawa jalan-jalan sepuluh ekor kudanya itu. Namun, saat pulang kuda yang dibawa oleh anak sang saudagar itu tinggallah 8 ekor. Sang saudagar merasa sangat sial. 

Keesokan harinya, kedua ekor kuda yang hilang itu pulang kembali ke rumahnya dengan membawa lagi 2 ekor kuda liar. Berarti, jumlah kuda yang dimiliki oleh sang saudagar bertambah. Dengan begitu pula, berarti sang saudagar bertambah kaya. Kini, sang saudagar merasa sangat bahagia.

Keesokan harinya, anak dari sang saudagar mencoba untuk menunggangi kuda liar tersebut. Namun, di luar kendali kuda liar itu mengamuk dan anak sang saudagar itu terjatuh. Akibat dari terjatuh itu, anak dari sang saudagar itu harus diamputasi kakinya. Kini, sang saudagar kembali merasa sial. 

Sebulan pun berlalu, negara tempat tinggal sang saudagar dan anaknya itu teradi perang. Setiap anak lelaki umur 17 sampai 25 tahun wajib mengikuti wajib militer. Namun, tidak diperuntukkan bagi orang yang cacat. Kini, sang saudagar merasa baeruntung karena anaknya tidak perlu mengikuti wajib militer. 

Pesan : Lalu, apa itu bahagia? Bahagia itu adalah saat kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Apaka itu arti dari kebahagiaan? Jawabannya bukan! Kebahagiaan itu berasal dari dalam diri kita. Jadi, apapun yang terjadi kita harus bisa mengendalikan diri kita untuk tetap bahagia. 

Jadi, tidak ada orang lain yang dapat membuat kita bahagia selain diri kita sendiri. 



Read more...

Kisah Seorang Penebang Kayu

Alkisah, pada suatu ketika hiduplah seornag penebang kayu yang sangat hebat. Kemampuannya dalam menebang kayu sudah tidak perlu diragukan lagi. Keahliannya itu membuatnya terkenal. Bahkan kabar mengenai dirinya itu sampai terdengar ke telinga raja.

Raja yang terkesima dengan kemampuan dari sang penebang kayu itu pun ingin mengangkat penebang kayu itu menjadi penebang kayu kerajaan. Hari pertama sang penebang kayu kerja di kerajaan. Pada hari pertama, sang penebang kayu berhasil menebang 25 batang kayu dalam satu hari. Sungguh sebuah prestasi yang menakjubkan. Raja pun sangat bangga dengan hasil kerja dari sang penebang kayu.

Pada hari kedua, jumlah kayu yang dapat ditebang oleh sang penebang kayu itu pun berkurang. Jumlah kayu pada hari kedua hanyalah 18 batang kayu. Sang penebang kayu nampak sangat kecewa. Namun, sang raja tetap memuji hasil kerja sang penebang kayu dan menyuruhnya untuk mencoba lagi.

Pada hari ketiga, jumlah kayu yang dapat ditebang oleh sang penebang kayu hanyalah berjumlah 10 batang kayu. Sang penebang kayu nampak sangat kecewa. Namun, sang raja tetap memuji hasil kerja sang penebang kayu dan menyuruhnya untuk tetap berusaha. 

Begitulah seterusnya, sampai hari ketiga, keempat, kelima, dan keenam. Setiap harinya, jumlah kayu yang dapat ditebang oleh sang penebang kayu semakin berkurang saja. Sampai pada hari ketujuh, hanya 1 batang kayu yang dapat ditebang oleh sang penebang kayu. 

Lalu, dengan perasaan kecewa dan nampak frustasi, sang penebang kayu menghampiri sang raja dan melaporkan jumlah kayu yang dapat ditebang. Lalu sang raja menanyakan sebuah pertanyaan yang menyadarkan sang penebang kayu. Sang raja bertanya kepada sang penebang kayu, "Kapan terakhir kali kamu mengasah kapak kamu?" Sebuah pertanyaan yang singkat namun menyadarkan sang penebang kayu.   

Pesan : Kadang kala, kita lupa dengan sebuah hal yang sangat kecil bahkan sangat sepele sekali. Namun, tanpa kita sadari, hal-hal yang kecil dan sepele itu dapat mengubah seluruh hidup kita dan bahkan dapat menghancurkan atau dapat membuat kita bangkit. 

Oleh karena itu, perhatikanlah mulai dari hal yang terkecil, karena hal-hal yang sangat kecil itulah penentu keberhasilan kita. Hiduplah dengan waspada dan sadar maka anda akan berhasil dalam hidup anda.



Read more...

Wednesday, 2 March 2011

Jangan Benci Aku, Mama!!!

Cerita ini saya ambil dari sebuah website yang saya tidak hafal nama website nya. Saya mengutip cerita ini karena saya kira cerita ini sangat menyentuh dan bermanfaat sekali bagi para pembaca sekalian. Inilah ceritanya:

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga.                                   


Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami
mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak
yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. 


Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur
4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang
yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan
membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung
kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya
tinggalkan begitu saja.

Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah
rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5
tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan.
Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang
mengingatnya.

Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah
saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu
cekali pada Mommy!" Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya
menahannya, "Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak
manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai
perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba
terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film
yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa
jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.
Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak
pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba
bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan
menjemputmu Eric...

Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan
Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu." tTpi aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami
yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya
keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap
lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya
mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan
lamanya dan Eric..
Eric...

Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan
sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang
terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa
pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan
kecil itu.
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. ..
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya
pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras.
Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai
menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat
seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat
itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian
kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!
Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini,
Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena
tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal
Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti
itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia
belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis
ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

(kisah nyata di irlandia utara)


Pesan : Yang dapat saya sampaikan dari cerita ini adalah bahwa kita hidup haruslah bersyukur. Bagaimana pun juga, kita hidup masih lebih baik apabila dibandingkan dengan orang yang ada di dalam cerita ini. 


Tidak semua orang memiliki orang tua yang baik, seperti yang terdapat dalam cerita tadi, anak tadi memiliki orang tua yang seperti itu, oleh karena itu kita yang masih memiliki orang tua yang lengkap dan baik alangkah baiknya jika kita bisa berbakti pada kedua oang tua kita.


Selain itu, tidak ada segala sesuatu yang terjadi kebetulan. Anak itu bisa seperti itu pastilah akrena dulu ia tidak berbakti pada orang tuanya. Oleh karena itu, berbaktila kepada orang tua sehingga kita tidak akan menerima buah karma yang seperti itu. 

Read more...

Sunday, 27 February 2011

Kemarahan bukanlah jalan segalanya

Di sebuah sudut kota, hiduplah seorang pemuda yang tinggal bersama ibunya. Ayahnya adalah seorang pembicara yang hebat. Anak ini hidup dalam kemewahan dan kesenangan. Setiap harinya, ia hanya pergi hang out bersama teman-temannya saja.

Sampai suatu ketika, Ayahnya akan melakukan talk show di kota tempat dia tinggal. Ayahnya menelpon anaknya ini untuk membawa mobilnya ke bengkel dan sampai di tempat talk show ayahyna pada pukul 5 sore. Ayahnya pun berpesan pada anaknya untuk jangan sampai telat. 

Anaknya ini pun bergegas membawa mobilnya ke bengkel. Saat menunggu mobilnya selesai, tepat di sebelah bengkel itu ada sebuah mall. Ia langsung ke mall itu dengan tujuan sambil menunggu mobilnya selesai. dia menuju ke bioskop. Saat di bioskop, ia melihat sebuha film yang sangat bagus dan ingin segera menontonnya. 

Dia pun menikmati film itu hingga selesai. Seusai menonton, alangkah terkejutnya ia melihat jam sudah menunjukan pukul 5 sore, ia bergegas ke bengkel dan menuju ke tempat ayahnya. Sesampainya di tempat ayahnya, jam sudah menunjukan pukul 6 sore dan ia melihat ayahnya sudah mencarinya sejak tadi. 

Lalu ayahnya menanyakan padanya kenapa ia bisa telat. Lalu sang pemuda menjawab kalau tadi di bengkel agak sedikit lama. Namun, sang pemuda tidak tahu kalau yahnya sudah menelpon ke bengkel sejak tadi. Lalu ayahnya bilang kepada anaknya, bagus yah ayah sepertinya tidak pernah mengajarimu untuk berbohong. Sepertinya selama ini yah salah mendidik kamu. Lalu sang anak pun sangat takut dimarahi oleh ayahnya. 

Lalu sang ayah bilang baiklah ayah akan pulang ke rumah dengan jalan kaki dan kau mengikuti ayah dari belakang dengan mobil sebagai hukuman karena ayah telah gagal mendidikmu. Selama 6 jam, sang anak melihat ay;ahnya yang bersusah payah berjalan kaki.

Lalu sang anak merenung, "Ayahku sangatlah hebat. Seandainya tadi ia memarahiku, mungkin aku akan dendam pada ayaku sendiri dan akan terus mengulangi kesalahan yang sama. Namun, hari ini ayah telah memberiku suatu pelajaran yang sangat berharga."

Pesan : Kemarahan bukanlah jalan untuk mnyelesaikan segala perkara. Dengan kemarahan, semua masalah tidak akan selesai. Namun dengan pikiran yang bijaksana lah maka segala masalah dapat terselesaikan dengan mudah. 

Saat kita dibenci atau dikasari oleh orang lain, janganlah membalasnya dengan kebencian dan kekasaran, namun balaslah dengan penuh cinta kasih dan kelembutan. 



Read more...

Kisah Seorang Ibu yang Buta

Suatu ketika, di suatu desa hiduplah seorang anak gadis yang sangat cantik. Gadis ini merupakan gadis tercantik di desanya. Dengan kecantikannya, dia bisa mendapatkan apa saja yang ia mau. Namun, ada sesuatu hal yang ia merasa kurang dari teman-temannya, yaitu ia memiliki seorang ibu yang buta dengan bekas jahitan yang berantakan di sekitar matanya membuat ibunya itu tampak sangat seram. 

Gadis itu merasa sangat malu memiliki ibu seperti itu. Bahkan gadis itu tidak mau mengakui ibunya itu sebagai ibunya. Ibunya merasa sangat sedih sekali. Namun, ibunya itu tahu akan kekurangannya dan dia pun juga tidak mau teralu dekat dengan anaknya saat berada di luar.

Sampai suatu ketika, ibunya berjualan di kantin sekolah tempat anaknya sekolah. Namun, gadis itu tetap tidak mau mengakui ibu itu sebagai ibunya. Gadis itu sampai bertekad kalau tidak mau mengakui dan bertemu dengan ibunya lagi. Benar saja, tekadnya itu terkabul. dia mendapat beasiswa untuk sekolah ke Singapura dan akan berpisah jauh dengan ibunya. 

gadis itu meneruskan pendidikannya di Singapura dan menikah dengan salah seorang lelaki di Singapura. Gadis itu sangatlah beruntung karena mendapatkan seorang suami yang sangat kaya. Hidup gadis itu kini sangatlah berkecukupan. Sampai akhirnya, gadis itu mendapat dua orang anak dari perkawinannya itu. 

Gadis itu hidup dengan sangat amat bahagia sampai suatu ketika ibunya mengunjunginya ke Singapura. Gadis itu sungguh sangat terkejut. Anak-anaknya pun langsung menjerit melihat wajah neneknya. Dengan spontan, gasi itu berkata kepada ibunya, "Wahai ibu tua, bisakah kau pergi jauh-jauh dari rumahku ini, Kau sudah menakuti kedua anakku." Dengan langkah tergopoh-gopoh berlinang air mata, sang ibu pergi dan kembali pulang ke kampungnya. 

Sampai suatu ketika, gadis itu pulang ke kampungnya dan mendengar berita bahwa ibunya telah meninggal dunia. Gadis itu pun menerima sepucuk surat dari ibunya yang bertuliskan, 

"Anakku maafkan ibu karena ibu telah membuatmu malu di hadapan teman-temanmu, maafkan ibu juga karena ibu tidak bisa membuatmu bangga, maafkan ibu telah menakut-nakuti cucuku sendiri saat aku berkunjung ke rumahmu di Singapura. Ibu sudah bersusah payah mengumpulkan uang selama 2 tahun demi pergi ke Singapura dan akhirnya ibu bisa pergi ke Singapura. Tapi kedatangan ibu sepertinya sia-sia. Dan ada satu hal yang kamu perlu tahu, dulu sewaktu kau masih kecil kau mengalami sebuah kecelakaan yang membuatmu buta dan ibu tidak tega melihatmu hidup dalam penderitaan maka ibu memberikan mataku untukmu agar kau bisa melihat indahnya dunia melalui mataku ini. 

Gadis itu dengan berlinang air mata merasa sangat menyesal, namun tak ada lagi yang bisa dilakukan. 

Pesan : Sayangilah ibu kita dan terimalah segala kekurangan yang dimiliki oleh ibu kita. Kita layaknya bersyukur memiliki seorang ibu yang telah rela bersusah payah melahirkan kita hingga bisa ada di dunia ini. Ingatlah dibalik 1000 kekurangan ibu kita, tersimpan sejuta kebajikan dan kasih sayang yang ia berikan kepada kita sejak kita lahir hingga sekarang


 

Read more...

Kisah Seorang Saudagar

Dahulu kala, di sebuah kota hiduplah seorang saudagar yang amat kaya. dia punya usaha yang sangat amat besar. Jabatannya pun tidak perlu diragukan lagi. Hidupnya selalu berkecukupan, bahkiksu an lebih dari cukup. Tetapi, saudagar ini memiliki sifat yang amat buruk. Saudagar ini amat sayang sekali dengan kedudukannya bahkan rela melakukan apa saja untuk mempertahankan kedudukannya.

Saudagar ini ternyata memiliki seorang guru spiritual. Seorang bhikkhu yang sangat amat hebat dengan 5x masa vassa. Bhikkhu itulah yang selalu memberinya nasihat, saran, dan petunjuk bila ia sedang terjatuh dan mengalami masalah. Gurunya ini sebenarnya tahu akan sifat buruk dari muridnya itu. Namun, sang guru tidak pernah berhasil mengubah sifat buruk saudagar tersebut. 

Sampai suatu ketika, datanglah pembeli yang amat sangat kaya dari negeri seberang. Pembeli ini mendatangi toko milik saudagar kaya tersebut. Pembeli ini bermaksud membeli 3 kantong gula yang 1 kantongnya harganya 8 ribu. Saudagar pun memberi tahu bahwa harganya 24 ribu. Namun, sang pembeli mengelak bahwa harganya 23 ribu. Lalu, sang saudagar bertanya pada pembelinya, "darimana harga 23 ribu itu?" lalu sang pembeli menjawab, "Iya. 8x3=23. Oleh karena itu harga seluruhnya 23 ribu. Lalu si saudagar berkata, "dasar kau bodoh. 8x3 itu 24. Kau tidak lulus sekolah yah?" Lalu sang pembeli menjawab, "Hei jangan asal bicara kau, aku ini lulusan luar negri. Kau yang tidak bisa menghitung. Baiklah begini saja, kita taruhan kalau aku salah maka kau boleh membunuhku, tapi kalau kau yang salah, kau harus melepaskan kedudukanmu."

Lalu dengan langkah percaya diri, sang saudagar pergi ke gurunya yang bijaksana. Lalu menanyakan akan soal itu ke gurunya. Sang saudagar pun bertanya, "Guru 8x3 sama dengan berapa?" Sang guru pun berpikir sejenak lalu menjawab, "8x3 itu sama dengan 23." Akhirnya dengan kecewa sang saudagar pergi dan melepas kedudukannya. 

Sesampainya di rumah, sang saudagar berpikir kalau aku salah telah berguru pada guru yang bodoh. Besok aku akan meninggalkannya. Keesokan harinya, dia pergi ke tempat gurunya dan pamit berkata bahwa ia ada urusan keluarga. Lalu sang guru menjawab, Baik, jangan lama-lama setelah itu cepat balik kemari dan jangan lupa kalau nanti hujan jangan berteduh di bawah pohon." Lalu sang murid berkata, baik guru aku pamit." Lalu sang guru menyampaikan pesan terakhirnya, "Oh iya, satu lagi jangan sampai kau membunuh makhluk apapun."

Lalu sang saudagar pun pergi. Di tengah perjalanan hujan deras turun. Ia hendak berteduh di bawah pohon. Namun, ia teringat akan pesan gurunya. Lalu ia berpikir, "Mungkin baiknya aku ikuti nasihatnya saja." Dan benar saja, setelah dia meninggalkan pohon itu, tiba-tiba petir menyambar pohon itu dan pohon itu tumbang. Dia amat bersyukur karena menuruti kata-kata gurunya.

Setelah itu, dia melanjutkan perjalanan. Sesampainya di rumah, ia langsung membuka kunci pintu dengan pedang yang ia bawa. Lalu ia pun bergegas menuju ke kamarnya dengan tujuan ingin menengok istrinya. Kamarnya sungguh gelap. Saat dia meraba ranjang, alangkah kagetnya dia. Dia meraba ada 3 orang yang tidur di ranjangnya. Dia pun emosi dan segera mengeluarkan pedangnya. Namun, ia teringat pesan gurunya untuk tidak membunuh. dia pun menghentikan niatnya. Ketika ia membuka selimut, alangkah kagetnya ia menemukan adik iparnya yang tidur disana. Ia bersyukur tidak membunuh adik iparnya sendiri.

Keesokan harinya, dengan segera ia kembali ke tempat gurunya. Dia bertanya pada gurunya, "guru, kenapa anda bisa tahu kalau saya akan tertimpah pohon jika saya berteduh di bawah pohon dan anda juga tahu kalau saya akan membunuh?" Lalu gurunya berkata, "saya tidak tahu. Saya hanya melihat udara sangat panas saat kau pergi, pasti setelah itu akan terjadi huja ndan biasanya saat hujan maka akan ada petir. Lalu soal membunuh, saya melihat saat kau pergi kau penuh dengan luapan emosi dan membawa sebuah pedang. oleh karena itu aku mnyarankanmu untuk tidak membunuh.

Pesan : Berpikirlah dahulu sebelum anda bertindak. Oleh karena itu, maka anda akan terbebas dari segala marabahaya. Selain itu, guru dalam cerita itu adalah bagaikan orang tua kita yang selalu menaasihati kita untuk melakukan yang terbaik meskipun belum tentu kita suka dengan cara mereka namun mereka memiliki maksud tertentu di balik semua pesannya. Oleh karena itu janganlah suka melawan dan membantah kata-kata orang tua. 



Read more...

Thursday, 27 January 2011

Dewi Keberuntungan dan Dewi Kesialan

Tatkala di sebuah desa. hiduplah seorang pemuda yang tinggal di sebuah gubuk di pinggir desa. Dia nmerasa kesepian. Selain itu, setiap harinya ia hanya hidup dengan mengumpulkan kayu bakar dan menjualnya ke pasar. Penghasilan dari ia mengumpulkan kayu bakar hanya cukup untuk membeli makan sehari dua kali. Oleh karena itu, ia mencoba menanam jagung dan menjualnya ke pasar.

Namun, penghasilan dari menjual jagung itu pun juga tidak terlalu besar. Hanya cukup untuk makan dan hidup sangat sederhana saja. Pemuda ini pun merasa cukup menderita karena hidupnya sungguh sulit.

Sampai suatu ketika, di suatu malam datanglah seorang wanita cantik dengan busana yang sangat indah. Pemuda itu pun terkesima melihat wanita cantik itu. Langsung pemuda itu bertanya kepada wanita cantik itu, "Hai wanita cantik, siapakah gerangan dirimu, mengapa di malam gelap ini kau sendirian dan ada di depan rumahku?" Lalu si wanita itu pun menjawab demikian, "Aku adalah dewi keberuntungan. Aku akan membawa keberuntungan dalam hidupmu. Apakah kau akan mengijinkanku masuk ke dalam?" Lalu tanpa berpikir panjang si pemuda itu pun mengijinkan wanita cantik itu masuk ke rumahnya.

Hari demi hari pun berlalu, hidup si pemuda pun mulai berubah. Dia menjadi orang yang paling beruntung. Hasil pengumpulan kayunya dijual dengan harga yang sangat tinggi sehingga pemuda tersebut bisa membeli apa saja yang ia mau. Hidupnya pun mulai berubah. Namun, lama kelamaan ia pun menjadi sombong. ia menjadi pelit dan tidak lagi ingin bekerja. Setiap harinya, ia hanya menikmati apa yang sudah ia dapat.

Sampai suatu malam, pemuda tersebut mendengar suara pintunya diketuk. Lalu pemuda itu pun bergegas keluar, dan alangkah terkejutnya pemuda tersebut melihat seorang nenek tua yang sudah sangat buruk rupa dan bajunya sangat kumal dan jelek. Lalu si pemuda tersebut pun bertanya, "Wahai nenek tua, ada apa gerangan nenek datang ke rumah saya malam-malam begini?" Lalu nenek tua tersebut pun menjawab, "Aku adalah dewi kesialan. Aku akan membawa: kesialan dalam hidupmu. Ijinkanlah aku masuk ke dalam rumahmu." tanpa berkata apa-apa lagi, pemuda tersebut langsung secepat mungkin menutup pintu. Namun, seketika wanita cantik yang ada di dalam rumah pemuda tersebut keluar dan berkata, "Wahai pemuda, Bukakanlah pintu untuk nenek tua tersebut. Dia adalah saudara kembarku. Kami adalah satu paket. Dimana ada aku pasti harus ada saudara kembarku. Kami tidak bisa terpisah. dan kamu pun harus menanggung akibat karena selama ini kamu hanya menikmati keberuntungan yang kau dapat dariku tanpa mau berusaha untuk mendapatkan keberuntungan itu lagi. dan inilah hukuman bagimu karena kamu sudah pelit dan malas."

Semenjak kedatangan nenek tua itu dirumah pemuda tersebut, hidup pemuda itu pun kembali seperti biasa lagi. Ia harus berjuang seperti biasa lagi dan tidak bisa menikmati kebahagiannya lagi.

Pesan : Keberuntungan dan kesialan adalah satu paket, sehingga kita tidak bisa hanya ingin keberuntungan terus. Yang namanya keberuntungan atau kesialan itu sendiri tidak berasal dari faktor-faktor apapun seperti orang, tempat atau apapun melainkan berasal dari pikiran kita sendiri. 


Keberuntungan dan kebahagiaan itu bisa ada dimana saja, tinggal bagaimana kita memaknai semua itu. 


Selain itu, saat kita sedang menderita, ingatlah semua itu akan berlalu dan akan berganti kebahagiaan sehingga janganlah terlalu terpuruk atas penderitaan itu. Sedangkan saat kita bahagia, ingatlah kembali semua itu akan berlalu dan akan berganti kembali dengan penderitaan. Oleh karena itu, janganlah malas dan hanya menikmati kebahagiaan itu saja, namun berusahalah untuk tetap dapat mempertahankan kebahagiaan itu karena semua di dunia itu tidak kekal dan dunia pasti berputar. 


Selain itu, janganlah merasa sombong dengan segala kelebihan kita karena Di Atas Langit Masih Ada Langit, Di atas kita masih ada orang yang jauh lebih hebat dari kita. Sedangkan jangan merasa malu atau minder dengan segala kekurangan kita karena Di Bawah Tanah Masih Ada Tanah, Di bawah kita masih banyak orang yang jauh lebih menderita dari kita. Oleh karena itu bersyukurlah dengan segala yang sudah kita punya.






Read more...

Tuesday, 18 January 2011

Pangeran yang Tidak Pernah Bahagia

Tatkala, di suatu negeri, terdapatlah sebuah kerajaan yang adil dan makmur. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana beserta dengan ratunya. Suatu ketika, anak dari sang raja akan lahir. Sang raja sangat senang begitu mendengar kabar bahwa calon pewaris tahtanya akan segera lahir. Sampai akhirnya, waktu kelahiran sang pangeran pun tiba. Sang raja dan ratu sangat senang dengan kelahiran sang pangeran tersebut.

Waktu pun terus berjalan hingga sang pangeran pun mulai tumbuh. Sang pangeran hidup dalam penuh kemewahan dan kemanjaan. Pangeran selalu dimanja dengan berbagai kesenangan, kebahagiaan, dan semua permintaannya selalu terpenuhi. Banyak orang yang sangat iri dan ingin sekali menjadi seperti pangeran. Namun, sang pangeran tersebut tidak pernah menemukan kebahagiaannya.

Sampai suatu ketika, sang pangeran memutuskan untuk dibuatkan sebuah istana untuk dia tinggal sendiri karena dia akan merasa lebih nyaman bila tinggal sendiri. Tidak lama setelah diajukkannya permintaan tersebut, istana tersebut langsung jadi dan pangeran tinggal sendiri di dalamnya. Awalnya, Sang pangeran merasa sangat senang sekali dan seakan menemukan surganya. Namun, seiring berjalannya waktu, sang pangeran merasa kesepian dan mulai menderita dan kembali kehilangan kebahagiaannya. Sang pangeran pun memutuskan untuk kembali ke istananya.

Saat kembali ke istananya, sang pangeran kembali bahagia karena dia rindu akan suasana ini. Namun, tak berapa lama dia kembali jenuh dengan keadaan ini dan ingin kembali ke istannya yang sepi. Sang pangeran pun kembali ke istananya yang sepi dan tak lama dia pun jenuh kembali. Begitulah seterusnya sampai setahun berlalu.

Sang pangeran memasuki masa remaja dan akan segera menentukan seorang wanita untuk dijadikan permaisuri. Pada awalnya, sang pangeran meerasa senang karena dia akan menemukan seorang permaisuri. sampai akhirnya, ia pun menemukan permaisurinya dan menikahinya. Pada awalnya, hubungan mereka terasa sangat menyenangkan. Namun, Setelah berjalan beberapa tahun, mereka tampak jenuh dan hubungan mereka mulai retak. sang pangeran pun kembali kehilangan kebahgiannya.

Waktu pun kembali berjalan, dan sang pangeran yang hidup dalam kemewahan dan kemanjaan, kini harus meenggantikan posisi ayahnya sebagai raja. Pada awalnya, ia merasa sangat senang karena dia akan memimpin sebuah kerajaan. Namun, setelah beberapa memimpin, dia merasa pusing dengan urusan negara dan semua menjadi terbengkalai. Dia menjadi raja yang sangat egois karena selama ini ia selalu hidup dalam kemanjaan.

dan kini, ia telah mendapatkan seorang putra. Awalnya, dia sangat senang sekali melihat buah hatinya yang lucu. Namun, semakin lama melihat putranya yasng semakin nakal, dia menjadi sangat pusing dan kembali menderita.

Sampai akhirnya, dia menjadi tua dan akan turun tahta. Dia bahagia karena tidak perlu lagi mengurus negara yang ribet. namun, kebahagiaan itu kembali tak berlangsung lama karena dia menjadi sakit-sakitan. Di akhir hidupnya, ia melihat seorang anak pengemis yang cacat, namun di wajah mereka tampak senyum yang berbibar-binar.

Sesaat, sang pangeran tersadar bahwa selama ini ia tidak pernah bersyukur dengan apa yang telah dia punya bila dibandingkan pengemis itu. Namun setelah itu sang pangeran langsung mnghembusakn nafas terakhirnya.

Pesan : Syukurilah apa yang sudah kau punyai sekarang, karena masih banyak orang yang jauh lebih sulit dibaandingkan anda. Dan jangan sombong dengan apa yang kita punya karena itu hanya sementara dan masih banyak orang yang jauh lebih hebat dibanding kita. Oleh karena itu, hiduplah dengan seimbang. 


Selain itu, kebahagiaan itu tidak berasal dari tempat dimana kita tinggal, tempat dimana kita berada, hari, tanggal, ataupun yang lainnya. Melainkan kebahagiaan itu berasal dari dalam diri kita sendiri yaitu dengan cara mensyukuri segala sesuatunya. Ingat lah "Dimana pun , kapan pun kamu berada, dan bagaimanapun situasinya, di situ lah kita bahagia. 




Read more...

Saturday, 15 January 2011

Maafkan Aku Ayah

Cerita ini adalah kisah nyata dari seorang mahasiswa di Tionghua yang bernama Hsiau-Fei. Hsiau fei adalah seorang mahasiswa yang sebentar lagi akan diwisuda. Dia sangat mendambakan akan hadiah wisuda dari ayahnya, seorang pengusaha kaya yang sangat menyayanginya sebagai anak satu-satunya. Hsiau-fei selama berhari-hari telah membayangkan akan mengendarai mobil BMW idamannya sambil bersenang-senang dengan temannya.

Saat yang dinantikan pun tiba, yang mana setelah diwisuda, dengan langkah penuh keyakinan Hsiau-Fei melangkah menemui ayahnya yang tersenyum sambil berlinang air mata menyampaikan betapa dia kagum akan anak satu-satunya dan sungguh dia mencintainya. Ayahnya kemudian mengeluarkan sebuah kado yang dibungkus rapi, dan sungguh hal ini membuat Hsiau-Fei terpukul karena bukanlah kunci mobil BMW melainkan sebuah kitab Buddha Vacana yang terjilid rai bertuliskan emas nama Hsiau-Fei disampul depannya. Hancur sekali hati Hsiau-Fei. Dia membanting kitab tersebut sambil berteriak, "Apakah ini cara ayah mencintai saya? Padahal dengan uang ayah yang banyak, tidaklah sulkit untuk membelikan hadiah yang memang telah ayah ketahui sudah lama saya idamkan." Kemudian, Hsiau-Fei tanpa meilhat reaksi ayahnya lagi, berlari kecang meninggalkannya dan bersumpah tidak akan menemuinya lagi.

Hari, bulan,dan tahun pun berganti. Hsiau-Fei yang telah pindah di kota lain akhirnya berhasil menjadi seorang pengusaha sukses karena bermodalkan otaknya yang cemerlang. Selain memiliki mobil dan rumah yang mewah, dia juga telah berkeluarga dan mmiliki 3 anak. Sementara ayahnya sudah pensiun dan semakin tua serta tinggal sendirian. Ayahnya selalu menanti kedatangan Hsiau-Fei sejak hari wisuda tersebut, dengan satu harapan hanya untuk menyampaikan betapa cintanya dia kepada Hsiau-Fei. Hsiau-Fei pun juga terkadang rindu kepada ayahnya. Namun, apabila ia mengingat kejadian hari wisuda tesebut, dia pun menjadi marah kembali dan merasa sakit hati atas hadiah kitab dari ayahnya.

Sampai suatu hari, datanglah telegram dari tetangga ayahnya yang memberitahukan bahwa ayahnya telah meninggal dunia, dan sebelum meninggal dia telah meninggalkan surat wasiat kepada Hsiau-Fei dimana semua hartanya akan diwariskan kepadanya. Akhirnya Hsiau-Fei pulang untuk mengurus harta peninggalan ayahnya.

Memasuki halaman rumahnya, timbullah rasa penyesalan yang menyebabkannya sedih sekali memikirkan sikap ketidaksabarannya, khususnya saat wisuda. Hsiau-Fei merasa sangat menyesal telah menolak ayahnya. Dengan langkah berat dia memasuki rumah dan satu per satu perabot diperhatikannya yang mengingatkannya akan akan semua kenangan indah tinggal bersama ayahnya. Dengan kunci wasiat yang diterimanya, dia membuka brankas besi ayahnya dan menemukan kitab Buddha Vacana dengan ukiran emas namanya, hadiah dari wisuda.

Dia mulai membuka halaman kitab tersebut dan menemukan tulisan ayahnya di halaman depan. "dengan segala kejahatan yang telah kamu lakukan selama hidupmu, tetapi kamu tahu memberikan yang terbaik untuk anakmu, sungguh para buddha dan bodhisatva akan terguncang dengan perbuatanmu." Tanpa sengaja, tiba-tiba dari sampul kitab tersebut jatuh sebuah kunci mobil BMW dan kwitansi pembelian mobil yang tanggalnya persis satu bulan sebelum tanggal wisuda Hsiau-Fei.

Hsiau-Fei terpaku tanpa bisa bersuara. dengan sisa tenaga yang masih ada, Hsiau-Fei segera berlari ke garasi dan menemukan sebuah mobil BMW yang telah berlapiskan debu tetapi masih jelas seklai mobil itu belum pernah disentuh sama sekali karena jok mobilnya masih terbungkus plastik. Di depan kemudi terpampang foto ayahnya yang tersenyum bangga. Tiba-tiba lemaslah seluruh tubuhnya, dan air matanya tanpa terasa terus mengalir tanpa dapat ditahannya. Suatu penyesalan mendalam atas ketidaksabarannya sendiri. Suatu penyesalan tak mungkin berakhir.

Pesan : Janganlah terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan, karena kita tidak dapat memutar waktu. Oleh karena itu, pikirkan matang-matang suatu keputusan yang akan kita ambil agar kelak kita tidak menyesal seumur hidup.


Selain itu, bersyukurlah atas segala sesuatu karena setiap hal atau apapun pasti ada hikmah yang dapat kita syukuri walapun itu buruk sekalipun. Dan selalulah berpuas diri dan bersyukur dengan apapun yang kita punya. karena masih banyak orang yang jauh lebih sulit daripada kita. 


Satu lagi, berbaktilah pada orang tua sebelum mereka meninggalkan kita karena kita tidak pernah tahu kapan orang tua kita akan meninggal dan sebelum mereka meninggal, alangkah baiknya jika kita dapat membahagiakan mereka. 




Read more...

Friday, 14 January 2011

Man Behind the Pencil

Cerita ini saya kutip dari buku "NASI BASI" karangan "Vidi Yulius Sunandar" terbitan "Ehipassiko Foundation Group." Saya mengutip cerita ini karena cerita ini menurut saya memiliki makna yang cukup dalam untuk kita pahami.

Suatu ketika, penulis sedang berbincang-bincang dengan sahabatnya yang kebetulan satu kelas dengan si penulis. Tiba-tiba, mereka membicarakan si pak dosen yang bijak ini.

Ketika itu saat sedang menggambar, Teman dari sang penulis itu menggambar dengan menggunakan pensil yang sudah sangat pendek sekali. Saking pendeknya, pensilnya seakan mengintip dari balik jari-jarinya. Kemudian dosen saya menghampiri sahabat saya ini, dan menanyakan mengapa pensilnya tidak diganti, kan sudah tidak layak pakai. Kemudian temannya itu menjawab, "Iya pak,  habis cuma ini pensil yang saya punya."

Pak dosen memberikan senyum manisnya kepada sahabat saya ini. Dengan bijak beliau mengatakan hal ini, "Hmm, tidak penting sebagus apa pensil yang ada, tapi yang terpenting adalah siapa yang menggunakannya!" Dengan wajah terbengong, sahabat sang penulis ini mencoba mengartikan maksud dari dosennya. Sebelum sahabat sang penulis itu kebingungan, dosen tersebut langsung menambahkan kalimatnya, "Ya, seburuk apa  pun pensil yang digunakan, tapi kalau yang menggunakan Leonardo Da Vinci atau Michaelangelo, pensil itu tetap dapat menghasilkan karya yang indah. Yang terpenting adalah orang yang menggunakannya.

Selain itu, pernah di lain waktu, ketika awal kelas gambar mereka, banyak sekali orang yang sulit untuk memindahkan gambar yang dilihat sama perssis ke dalam kertas gambar. Mereka pun mengeluh kepada dosen dan dosen itu pun berkata, "Jangan bilang gak bisa, tapi belum bisa!" Memang kata-kata itu mempengaruhi secara sadar atau tidak, tapi faktanya kata-kata itu memang mempengaruhi.

Pesan : Jangan pernah merasa malu atas apa yang kita punya, karena sejelek apapun barang atau apapun yang kita punya, yang penting kita masih memiliki daripada orang yang sama sekali tidak memiliki. Selain itu, kita juga gak boleh ngenilai orang rendah cuma dari luar ato apaun yang dia punya, karena kita tidak pernah tahu hal lain yang dimilikinya. 


Selain itu, jangan pernah berkata kalau kita tidak bisa, apalagi sebelum kita mencobanya. Alangkah baiknya jika kita menggunakan kata-kata saya belum bisa. Karena secara tidak langsung alam bawah sadar kita akan menangkapnya sebagai suatu segesti positif. 




Read more...

Segelas Susu Hangat

Di sebuah desa, hiduplah sepasang suami istri yang hidup bahagia. Sampai suatu ketika, mereka dikaruniai seorang putri. Sang ibu begitu sangat menyayangi putrinya tersebut. Bagi sang ibu, putri ini harus selalu bahagia, mendapat makanan yang cukup dan hidupnya selalu bahagia. Bahkan ketika putrinya itu sakit, sang ibu akan 24 jam selalu menjaga anaknya itu.

Setiap hari, putrinya itu selalu bermain bersama dengan ibunya. Mereka bercanda, tertawa, sambil sang ibu mengajarkan hal-hal yang dianggap perlu untuk diajarkan ke putrinya tersebut. Waktu terus berjalan hingga sang putri beranjak remaja. Saat remaja, sang putri lebih sering menghabiskan waktu berjalan dengam teman-temannya. Putrinya itu selalu pulang malam, cara berpakaian yang kurang sopan, berbicara semakin kasar, dan hal itupun membuat sang ibu makin hari makin sedih melihat tingkah anaknya tersebut.

Waktu pun berlalu dan sang putri sudah memasuki masa kuliah. Sang putri pun kuliah ke luar kota sehingga berpisah dengan sang ibu. Sang ibu setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik selalu memikirkan kabar anaknya. Ia selalu berpikir, "Apakah anakku baik-baik saja disana?" lalu "Apakah disana dia bisa tidur nyenyak?" "Apakah disana dia cukup makan?" Dsb. Namun, anak itu tak pernah sedikitpun memikirkan tentang ibunya. Dia hanya sibuk bersenang-senang dengan teman-temannya.

Waktu pun terus berjalan hingga sang putri akan memasuki masa menikahnya. Sang putri pun tinggal bersama suaminya di luar kota dan meninggalkan ibunya. Setelah setahun menikah, sang putri pun akhirnya dikaruniai seorang anak. Waktu terus berjalan, hingga suatu ketika sang ayah menelpon putrinya tersebut. Dia mengatakan bahwa ibunya sakit dan meminta sang putri pulang. Sang putri pun bergegas ke stasiun. Saat dia di kereta, putri tersebut teringat akan masa-masa dia kecil bersama ibunya, remaja, dan sampai hari ini.

Sesampainya di rumah, dia langsung menuju ibunya. Sang ibu pun tetap memancarkan senyumnya yang paling tulus itu. Putri tersebut menghabiskan waktunya dengan sang ibu. Hingga malam tiba, sang ibu mulai merasa sesak nafas. Sang ibu meminta putrinya untuk membuatkannya segelas susu hangat. Namun sang putri menolak membuatkan dengan alasan dia capek dan lelah setelah perjalanan. Dia berjanji pada ibunya akan membuatkannya besok pagi. Keesokan paginya, ia langsung membuatkan ibunya segelas susu hangat sesuai dengan janjinya.

Namun, begitu ia akan memberikan susu itu ke ibunya, betapa kagetnya dia menemukan ibunya sudah tidak bernafas lagi. Sang putri pun menyesal sebesar-besarnya karena tidak bisa mengabulkan permintaan terakhir ibunya. Sang putri pun bersedih dan menyesal, "Seandainya aku membuat susu itu, pasti ibuku takkan seperti ini." dia pun menangis menyesali perbuatannya namun tak ada lagi yang bisa dilakukan.

Pesan : Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan sekarang dan jangan tunda-tunda itu. Kita tidak pernah tahu apakah besok kita akan tetap hidup, atau akan tetap seperti ini, kita tidak pernah tahu itu. Yang penting adalah lakukanlah hal terbaik yang bisa kita lakukan sekarang juga. 1 detik itu sangat berharga dan karena 1 detik itu pula bisa merubah segalanya. 




Read more...

Thursday, 13 January 2011

Bib dan Bob

Alkisah di suatu tempat  hiduplah 2 orang anak laki-laki, Bib dan Bob, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu, terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah, Bib dan Bob berjalan bersama. Uniknya, di kiri dan kanan jalan itu terdapat banyak lolipop dengan beraneka rasa dan warna. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan kecil Bib dan Bob untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut, tapi seoertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis. Maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa, Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar . Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga.

Ia telah berjalan dengan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa beat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya lupa saya makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu, tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" Tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali! Lalu tadi ada seorang kakek tua yang kelelahan. saya temani dia berjalan. saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama," Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya.

Pada akhir perjalannya, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan, tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan bahagia." ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob harus melanjutkan kembali perjalannya.

Pesan : Dari cerita ini, kita bisa belajar dan bahkan banyak dari kita yang hidup seperti Bob, yakni kita hanya sibuk mengumpulkan ilmu, atau mengumpulkan kekayaan, atau hanya bermalas-malasan, tanpa kita pernah sesekali mencoba membagi dan menikmati apa yang kita punya walapun hanya sedikit. 


Waktu berlalu dengan sangat cepatnya tanpa pernah kita sadari. Kita pasti sering merasa, "perasaan baru kemarin saya lulus sma sekarang sudah harus cari kerja dan sebagainya." Oleh karena waktu yang berjalan dengan sangat cepatnya, alangkah baiknya jika kita mau berhenti sejenak untuk menimati dan membagi kebahagiaan itu seperti Bib. 




Read more...

Kisah seorang bayi dengan tuhan

Cerita ini hanyalah karangan atau fiksi. Namun bukan ceritanya yang saya tekankan namun maknanya.

Suatu ketika, di khayangan, seorang bayi akan diturunkan untuk dilahirkan ke bumi.

Sebelum diturunkan ke bumi, sang bayi pun bertanya kepada tuhan, "Tuhan, di surga ini begitu banyak nyanyian dan hiburan yang membuat bahagia. Apakah di bumi juga ada nyanyian dan hiburan seperti di surga?" Lalu tuhan pun menjawab, "Tenang saja, di bumi aku sudah menitipkanmu pada seorang malaikat yang kelak akan menyanyikan lagu-lagu untukmu dan menghiburmu."

Lalu bayi itu pun bertanya lagi, "tuhan, di surga apabila kita lapar dan haus, kita tidak perlu sulit untuk mendapatkan makanan. Apakah di bumi kita juga akan mendapat makanan dan minuman seperti di surga?" Lalu tuhan pun menjawab, Tenang saja, di bumi malaikatmu kelak akan memberimu makan dan minum yang cukup, bahkan ia rela tidak makan asal kau bisa makan cukup.

Lalu bayi itu pun bertanya lagi, "tuhan, kudengar di bumi itu panas tidak seperti di surga yang dingin." Lalu tuhan pun menjawab, "Tenang saja, malaikatmu kelak akan menjagamu dari panasnya matahari." Lalu bayi itu pun bertanya lagi, kudengar di bumi banyak orang jahat, apakah aku akan aman jika aku turun ke bumi nanti?" Lalu tuhan pun menjawab, "Tenang saja, malaikatmu itu akan melindungimu dari semua orang jahat. Di detik-detik sebelum bayi itu turun ke bumi, bayi itu pun bertanya, aku harus memanggil malaikatmu itu apa?" Lalu tuhan pun menjawab, "kamu dapat memanggilnya dengan sebutan "IBU" ".

Pesan : Ibu maupun ayah, adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita dan orang pertama yang akan datang saat kita sulit. Mereka rela tidak makan asalakan kita bisa cukup makan. Namun, pernahkah sesekali kita berpikir tentang mereka? Menyesal kemudian tiada guna. Selama orang tua kita masih hidup, sayangilah mereka, dan berbaktilah kepada mereka. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok dan kapan orang tua kita atau bisa saja kita menghembuskan nafas yang terakhir.

Kata Mutiara :
Ada 2 hal yang tidak bisa ditunda dalam hidup ini,
1. Berbuat baik
2. Berbakti kepada orang tua
(~Master Cheng Yen)


Read more...

Wednesday, 12 January 2011

Gelas Bocor

Ini adalah sebuah cerita singkat yang memiliki makna yang cukup dalam bila kita mau untuk menelusurimya. Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pangeran dari sebuah kerajaan besar di tiongkok. Sang pangeran muda dikenal sebagai sosok yang sangat sombong, arogant, egois, dan semua kebiasaan buruknya. Ayah dan ibu pangeran sudah sering menasihati pangeran untuk mengubah perilaku buruknya, namun tetap saja pangeran tidak menggubrisnya, dan tetap memelihara kebiasaan lamanya.

Suatu ketika, atas saran dari penasihat raja, raja meminta pangeran pergi mengunjungi seorang guru bijak yang tinggi di pelosok negeri itu. Raja sangat berharap, sang guru dapat menyembuhkan penyakit pangeran yang sudah sampai tahap kronis.

Guru bijak ini sangat terkenal di seluruh penjuru negeri. Bahkan para nyamuk pun terpukau dengan nasihat-nasihat yang diberikan guru bijak ini kepada pasien yang berkunjung. Motivasi yang diberikan sang guru bukanlah sembarang motivasi, tapi motivasi yang bisa membakar seseorang yang putus asa menjadi percaya diri.

Pangeran akan diberikan hadiah menarik apabila bersedia mngunjungi sang guru untuk belajar kepadanya. Setelah dibujuk dan diimingi berbagai hadiah menarik, akhirnya pangeran setuju untuk berkunjung ke rumah sang guru.

Setelah menempuh perjalanan selama 3 hari, sampailah pangeran di pondok sang guru. Tanpa permisi, pangeran langsung masuk ke dalam pondok. Di dalam, tampak sang guru sedang duduk bersila menikmati secangkir teh hangat. Dengan ramah, sang guru mempersilahkan pangeran muda untuk duduk dan menikmati teh. Setelah duduk, dengan angkuhnya pangeran bertanya kepada sang guru, "Hei, pak tua apa yang bisa kau ajarkan padaku? Aku adalah pangeran yang pintar dan cerdas, aku rasa kau tidak bisa menandingi kepandaianku!"

Sang guru tetap tenang dan menikmati teh hangatnya. Kemudian sang guru berkata kepada pangeran, "Baiklah aku akan mengajarkan satu hal tentang kerendahan hati kepadamu." Sang guru menuangkan teh panas ke dalam cangkir kosong yang berada di depan pangeran. Setengah, lalu satu cangkir telah penuh terisi, namun sang guru terus menuangkan teh ke dalam cangkir yang sudah penuh itu. Tuang terus, terus, terus ... Hingga teh itu luber dan membasahi meja dan tangan pangeran.

"Hei, stop! Jangan tuang lagi tehnya, cangkirnya sudah penuh!" Selanjutnya,kata-kata dari sang guru seakan menghantam pangeran muda ini. Sang guru mengatakan, "cangkir penuh ini melambangkan anda, Pangeran. Ketika anda merasa cangkir anda telah penuh terisi, maka kata-kata apa pun yang saya ajarkan tidak akan berguna, karena anda tidak membuka diri untuk belajar."

Wajah pangeran muda mendadak jadi merah karena malu. Seakan tamparan keras menghantam pipi kiri dan kananya. Selanjutnya sang guru berkata lagi, "jika memang anda ingin belajar, marilah anda mengosongkan cangkir yang ada di pikiran anda, supaya kita dapat sama-sama belajar." Pangeran mengangguk tanda setuju.

Pesan : Segala sesuatu bisa menjadi guru kita, apabila kita dengan rendah hati mencoba menjadi murid yang baik bagi siapapun. Kita bisa belajar dari siapapun, kapan pun, dan dimana pun. Guru-guru tidak harus orang yang lebih tua, lebih bijak, ataupun orang-orang yang lebih sukses dari kita. Akan tetapi, semua makhluk, bahkan benda mati bisa menjadi guru kita.

Kata Mutiara : "When you stop learning, you stop growing and begin dying" ~Ancient Proverb
(Ketika anda berhenti belajar, anda berhenti bekembang dan memulai kematian)

Maka dari itu, jangan pernah berhenti untuk belajar :D


Read more...

Cerita tentang ember

Tatkala di suatu desa, hiduplah seorang petani. Setiap hari, ia selalu mengangkut air dari gunung hingga ke sawahnya dengan 2 buah ember yang dipikulnya. Semua berlangsung baik, sampai suatu ketika kecelakaan terjadi. Petani yang kelelahan itu, tidak sengaja menginjak sebuah lubang yang ada di sisi kirinya. Sehingga ia pun terjatuh beserta dengan embernya. Kecelakaan itu pun membuat ember yang sebelah kiri menjadi bocor. Setelah kejadian itu, ember kiri pun bersedih karena bocornya. petani menjadi rugi karena setengah dari airnya pasti jatuh dan tidak bisa dibawa ke sawah. Sampai suatu ketika, ember kiri pun menjdai sedih dan murung setiap harinya. Sampai suatu ketika, si petani melihat raut kesedihan dar isi ember kiri itu. Lalu si petani bertanya kepada si ember, "wahai ember, mengapa akhir-akhir ini kulihat wajahmu murung terus?" Lalu si ember pun menjawab, "Aku sedih karena aku tidak bisa memberikan yang terbaik untukmu. Karena kecacatanku, kamu pasti rugi karena setengah dari air yang kubawa pasti akan tumpah dan tidak terbawa ke sawah." Lalu petani itu pun menjawab, "baiklah besok saat kita mengambil air akan kutunjukan sesuatu padamu." Keesokan harinya, saat mereka turun gunung, si petani menyuruh si ember kiri untuk melihat ke arah jalan. Petani itu pun berkata, "wahai ember, apakah kau melihat tanaman yang tumbuh di sisi jalan?" Lalu si ember pun menjawab, "Iya aku melihatnya. Namun, mengapa yang tumbuh hanya di sisi kiri saja?" Lalu si petani itu pun menjawab lagi, "Tanaman itu bisa tumbuh karena dirimu. Tahukah kamu bahwa selama ini aku menaruh bibit bunga di sebelah kiri jalan. Air yang tumpah darimu itu telah mengairi tanaman itu sehingga bisa tumbuh."

Pesan : Bersyukurlah atas apa yang sudah kita punya sekarang ini, karena masih banyak orang yang jauh lebih bawah dibanding kita. Selain itu, janganlah menggap remeh pada kekurangan kita maupun kekurangan orang lain. Karena dari kekurangan itu, kita bisa mengambil hikmah dan manfaat yang kita tidak pernah tahu itu.


Read more...

Anak kecil dan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah seorang anak kecil dan  sebuah pohon apel yang sangat besar. Setiap harinya, anak kecil itu selalu saja bermain dengan pohon apel itu. Anak kecil itu selalu memanjat pohon itu, bersenang-senang, dan setelah anak itu lelah, ia selalu tidur di bawah pohon apel yang rindang itu, begitu pula bila hujan, anak itu pasti akan berteduh di bawah pohon apel itu. Waktu berlalu hingga anak itu tumbuh remaja. Dia jadi semakin jarang bermain dengan pohon itu, dan jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya serta pacarnya. Anak itu menjadi semakin lupa denga pohon apel itu. Hingga suatu ketika ia kembali lagi ke pohon apel itu. Pohon apel itu seraya mengajak anak itu beermain lagi dengannya. Namun anak itu menjawab demikian, "aku sudah dewasa, tidak layak lagi bermain seperti anak kecil. Saat ini aku tidak punya uang, sementara aku ingin membayari pacarku." Pohon apel pun menjawab, "Aku pun juga tidak memiliki uang. Namun, kamu bisa memetik seluruh apel di pohonku dan menjualnya untuk mendapat uang." Lalu anak itu mengambil seluruh apel itu dan menjualnya ke pasar. Anak itu pun dapat bersenang-senang dengan pacarnya dan ia pun tidak pernah kembali lagi ke pohon apel itu. Sampai suatu ketika, anak itu kembali lagi ke pohon apl itu. Pohon apel pun kembali mengajak anak itu bermain. Namun, anak itu pun menjawab demikian, "aku sudah dewasa, tidak layak lagi bermain seperti anak kecil. Saat ini aku ingin menikah, sedangakan aku tidak memiliki rumah untuk aku dan istriku tinggal. Lalu pohon itu pun menjawab, "Aku pun juga tidak memiliki rumah. Namun, kamu bisa mengambil seluruh kayu di pohonku untuk kau buat jadi rumah. Lalu anak itu pun mengambil seluruh kayu dari pohon itu dan membuat rumah untuk dia dan istrinya tinggal. Setalah itu anak itu pun tidak pernah kembali lagi ke pohon itu. Sampai suatu ketika, anak itu pun kembali lagi. Pohon itu pun langsung menjawab, "aku tidak memiliki buah lagi untuk kau makan, aku juga sudah tidak memiliki batang untuk kau panjat dan kau tebang. Yang kupunya sekarang hanyalah akar tua untuk tempat berbaring." Anak itu pun menjawab, "Aku pun juga sudah tidak memiliki gigi untuk memakan semua apelmu. Aku sudah tidak memiliki tulang yang kuat untuk memanjat dan menebang seluruh batangmu. yang kubutuhkan sekarang hanyalah akar untuk tempat berbaring." Anak itu pun berbaring di akar pohon tersebut.

Pesan : Pohon itu adalah orang tua kita, yang pada saat kecil kita selalu bermain dengannya. saat kita remaja, kita seakan melupakannya dan hanya datang saat kita membutuhkan. Saat dewasa bahkan kita meninggalkan dan menelantarkan orang tua kita karena kita sibuk dengan urusan keluarga kita. namun, pernahkah kau berpikir bahwa orang tua mu akan selalu mengkhawatirkanmu meskipun kau sudah berkeluarga sekalipun. dan memang begitulah kenyataannya.


Read more...