Disini, aku hanya bisa terdiam meratapi kisahku yang harus berakhir seperti ini tanpa pernah kutebak jalan hidupku harus berakhir seperti ini. Sekilas, namaku Hani. Saat ini aku berusia 50 tahun. Suamiku berusia 10 tahun lebih tua dariku, namanya pak Darmi. Kami tinggal di sebuah kampung kecil di daerah Sumatra. Awalnya hubungan kami berjalan dengan sangat baik dan indah. Semua itu dapat terjadi karena kami saling menutupi kekurangan kami masing-masing. Sampai pada akhirnya, kami pun menikah. Setelah menikah, hubungan kami pun makin lama tidaklah lagi seperti saat pertama kami bertemu. Barulah mulai kuketahui semua kebiasaan buruknya. Ternyata, suamiku adalah seorang penjudi, pemabuk, perokok, dan ia suka sekali mendekati banyak perempuan muda walaupun usianya yang sudah berumur. Selain itu, dia juga sangat jorok sekali. Kerjanya hanya mengotorkan rumah. Sedangkan aku, yang sedari kecil dididik dengan sangat keras oleh ayahku. Sampai suatu ketika, aku mengandung seorang anak. Semenjak aku mengandung, suamiku menjadi semakin kasar padaku. Tiap hari, ia selalu memukulku. Aku ingin sekali melawan, namun tak ada yang bisa kulakukan. Kejadian itu terus berlanjut, sampai aku melahirkan anak pertamaku. Aku sangat bahagia ketika anak pertamaku lahir, namun tidak dengan suamiku. Dia terlihat biasa saja. Saat anakku mulai besar, dia bahkan tidak pernah sekalipun menanyakan kabar anaknya. Waktu demi waktu pun berlalu, aku mulai semakin tua dan mulai memiliki banyak anak. Jumlah anakku sekarang berjumlah 7 anak. Aku pun mulai merasa, anak pertamaku lah yang akan merubah nasib hidup seluruh keluargaku yang saat ini pas-pasan. Aku menghidupi dan menyekolahkan ketujuh anakku dengan hasil yang kudapat dari berjualan mie ayam keliling. tak terasa, anak pertamaku sudah memasuki bangku sma. ia pun juga mendapat beasiswa untuk pergi ke luar negeri. namun aku melarangnya karena aku masih khawatir bila ia terkena salah peergaulan . Maka itu, aku hanya mengijinkan dia ke luar kota saja. Ia pun memulai perjalanan jauhnya. dia mulai belajar banyak sekali hal.
Aku yakin dia pasti akan merubah nasib seluruh keluargaku. Sampai akhirnya, ia diterima di salah satu universitas besar di jakarta. Padahal ia adalah anak yang sangat pintar. Namun sayang, ia harus membagi waktunya untuk bekerja, sehingga prestasinya tidak bisa semaksimal yang ia bisa. Setelah ia lulus kuliah ia pun melamar pekerjaan di salah satu pabrik bahan kimia. Dia bekerja dari posisi yang cukup bawah samapi akhirnya dia pun berhasil diterima sebagai manager. setelah menjadi manager, ia pun teringat akan kampung halamannya. ia pun membawa aku, suamiku, serta seluruh adik-adiknya ke jakarta. Sesampainya di jakarta, anakku yang paling kecil barulah akan menginjak bangku SMA. Sehingga ia pun melanjutkan studinya di Jakarta. Setelah lulus dari bangku SMA, anak ku yang paling kecil diterima di salah satu universitas komputer terbesar di jakarta. Anak ku yang paling kecil bukanlah anak yang pintar seperti anakku yang pertama. Namun, aku melihat semangatnya itu yang berkobar sangat tinggi. Itulah yang membuatnya menjadi anak yang paling sukses diantara seluruh keluarga. Begitu pula, akhirnya seluruh anak ku pun menikah dan mereka tidak ada satu pun yang kekurangan secara materi bahkan hidup mereka bisa dibilang sangat lebih dari cukup. Bahkan dengan kesuksesan mereka, mereka tidak pernah melupakan kami sebagai orang tuanya. Aku sangat bersyukur memiliki anak-anak yang sukses dan berbakti seperti mereka. Sampai suatu ketika, suamiku didiagnosis oleh dokter menderita penyakit TBC karena kebiasaan merokoknya yang tidak pernah bisa berhenti sejak muda. Semenjak hari itu, hubunganku dengan suamiku menjadi semakin buruk. Jujur saja, aku menjad isemakin tidak berani mendekati suamiku sendiri karena penyakitnya itu. Setahun setelah itu, mataku terkena katarak dan aku harus dioperasi mata. Kemampuan melihat mataku pun mulai menurun. Untunglah aku memiliki anak-anak yang mampu dan sukses secara materi maupun rohani.
Pesan : Jalan hidup kita tidak pernah bisa ditebak. Kita tidak pernah tahu akan jadi apa kita di hari esok. Oleh karena itu, berusahalah untuk mengejar apa yang kita mau. dan jangan lupa, yang terpenting adalah rohani. Orang yang sukses tanpa jiwa yang bersih sama saja dengan 0 besar.
komentar :
ReplyDelete1) di bagian awal sudah bagus dan terkesan ada alur maju yang menyegarkan
2) di bagian tengah juga bisa membuat seseorang masuk kedalam cerita
3) di bagian akhir dikatakan "Untunglah aku memiliki anak-anak yang mampu dan sukses secara materi maupun rohani." padahal didalam cerita tidak diceritakan tentang rohani, penggambarannya kurang baik..
NB : harus lebih dikembangkan, dan coba dibaca 2x sebelum diposting.. lain" sudah bagus..
Ooo ..
ReplyDeleteOke" ..
Thx kent ..
Komentarmu bisa membuat orang maju.
Ingat pepatah orang yang berhasil adalah orang yang bisa menerima komentar ..
Thx very much ..
Bakal coba lbh bae lgi ..