Friday, 19 August 2011

Persyaratan untuk Cerai

Kisah tentang dua orang pasangan yang baru saja menikah. Mereka sudah menjalin hubungan sejak lama dan baru saja menikah. Hari pertama pernikahan, mereka merasa sangat bahagia. Setiap pagi si suami selalu menggandeng tangan istrinya keluar dari kamar dan selalu mengatakan kepada istrinya "Aku Sayang Padamu."
Kebiasaan itu terus terjadi setiap hari.

Tahun demi tahun berlalu, kebiasaan baik itu pun lama kelamaan mulai dilupakan dan hubungan pernikahan mereka pun semakin lama semakin menjadi kurang harmonis. Sampai akhirnya, mereka pun memiliki seorang anak laki-laki.

Sang suami yang semakin lama semakin tidak punya waktu untuk istri dan anaknya hanya sibuk dengan urusan pekerjaannya saja. Si istri pun semakin lama merasa jenuh. Ternyata, si suami telah memiliki pacar baru yang jauh lebih muda dibanding istrinya di luar sana.

Sampai akhirnya, suatu sore sepulangnya dari kantor si suami memberikan selembar kertas pada istrinya. Alangkah kagetnya sang istri melihat isi surat itu adalah surat perceraian. Di kertas itu, si suami menuliskan bahwa sang istri boleh mengambil 50% dari kekayaan mereka, mengambil salah satu rumah suaminya dan boleh memiliki mobil suaminya. Spontan si istri langsung merobek surat itu dan menuju ke kamar.

Malam itu pun, mereka pun tidur saling diam-diaman tanpa percakapan sedikitpun walaupun tidur seranjang. Keesokan paginya, si istri pun memberikan selembar kertas panjang dan mengatakan "Aku tidak perlu harta apapun darimu untuk bercerai. Aku hanya ingin kau melaksanakan syarat yang kutulis saja."

Si suami pun membaca dan kaget. Surat itu berisikan, "Aku rela diceraikan olehmu 1 bulan lagi dan selama sebulan itu, setiap pagi kamu harus menggandeng tanganku keluar dari kamar seperti waktu pertama kali kita menikah dan kamu harus mengatakan padaku, "Aku Sayang Padamu" seperti hari pertama kita menikah.

Si suami pun menyetujui dan segera menuju ke rumah pacar barunya dan memberi tahu semuanya. Si pacar pun menyetujui untuk menceraikannya sebulan lagi. Keesokan paginya, si suami segera menggandeng tangan istrinya keluar kamar sesuai syarat. Anak mereka pun melihat dan mengatakan, "Asikk!! Papa gandeng mama!" suatu kejadian yang jarang sekali dilihat oleh anaknya. Si suami pun merasa canggung begitu pula dengan si istri. Namun, si istri berkata "tetap lanjutkan biarkan anak kita melihat kita seperti ini."

Keesokan harinya, si suami pun melakukan hal yang sama. Perasaan canggung diantara keduanya pun mulai sedikti menghilang. Begitu pula seterusnya. Suatu ketika, si istri meminta sang suami untuk memakaikan gaun kepada istrinya. Si istri berkata "Pa, gaunku sudah kebesaran yah." Si suami pun sadar bahwa tubuh istrinya sudah semakin kurus dari yang dulu. Lalu, ia memperhatikan wajah istrinya dan tampak banyak sekali keriput di wajah istrinya. Dan si suami menyadari bahwa istrinya sudah bertambah tua.

Semakin lama mereka melakukan kebiasaan itu, si suami pun sadar bahwa sebenarnya dia masih sangat menyayangi istrinya itu. Hanya saja, mereka sudah meninggalakan banyak kebiasaan positif sehingga perasaan cinta itu pun hilang.

Sampai hari ke 30, si suami menuju ke rumah pacar barunya dan berkata "Aku tidak jadi cerai. Aku masih sangat menyayangi istriku dan aku tidak akan pernah berpisah dengannya." Si pacar baru itu pun marah dan menamoar si suami. Namun, si suami langsung pergi dan segera menuju ke toko bunga. Dia membeli bunga yang paling mahal yang bertuliskan "I Love You" dan segera pulang.

Namun, alangkah kagetnya ia menemukan tubuh istrinya sudah terkapar lemah tak bernyawa di ranjang. Rupanya, istrinya sudah divonis kanker stadium akhir oleh dokter dan hidupnya hanya tinggal sebulan. Si suami merasa sangat menyesal.

Pesan : Janganlah menyia-nyiakan apa yang kamu punya sekarang. Karena sesuatu akan terasa sangat berharga saat anda sudah kehilangannya. Selain itu, jangan pernah tinggalkan kebiasaan baik yang sering kita lakuakn karena sedikit banyak itu meembawa manfaat untuk kita. 


Read more...

Kisah 3 ekor ikan

Alkisah di suatu danau hiduplah 3 ekor ikan. Ikan yang pertama bernama Karma. Ikan yang kedua bernama Semangat. Ikan yang ketiga bernama kebijaksanaan. Ketiga ekor ikan ini hidup damai dan berdampingan di danau tersebut.

Sampai suatu ketika, seorang nelayan datang untuk menangkap ketiga ekor ikan itu dengan sebuah jaring besar. Karena mereka tidak sadar, tertangkaplah mereka ke dalam jaring besar itu. Mereka bertiga pun dalam bahaya.

Namun, ikan yang bernama semangat itu pun tidak putus asa begitu saja. Ia terus berusaha sampai akhirnya jaring si nelayan itu pun robek. Ikan kedua yang bernama bijaksana, begitu melihat ada lubang di jaring itu langsung secepat mungkin keluar. Kedua ikan itu pun selamat dari tangkapan si nelayan.

Berbeda dengan si ikan ketiga yang bernama Karma. Dia berpikir bahwa "Ini belum saatnya bagiku untuk mati, maka aku pasti tidak akan mati sekarang." dan ia tidak melakukan sedikit usaha pun agar bisa terbebaas dari jaring itu. Akhirnya, si karma pun tertangkap oleh nelayan.

Pesan : Jangan pernah menyerah pada keadaan, apalagi pasrah terhadap karma. Karena karma itu tidak menentukan segalanya. Karma memang menentukan segalanya. Namun, tidak semua diatur oleh karma. Karma hanyalah salah satu faktornya. Yang terpenting adalah bagaimana usaha kita untuk mencapai sesuatu dan bagaimana kita menggunakan pikiran dan kecerdasan kita untuk menyelesaikannya. 

 


Read more...